Senin, 09 Februari 2009

Time Management

Waktu adalah pedang

Itulah kata sayyidina Umar,maka  siapa yang tidak bisa menggunakannya dengan baik,akan terbunuh olehnya. Namun siapa yang bisa menggunakannya dengan baik,maka ia akan menjadi kekuatan baginya. ini adalah beberapa langkah yang bisa anda coba,semoga sukses


* Tetapkan tujuan dan cita-cita hidup Anda 
Tanyakan pada diri sendiri, `Untuk apa saya hidup?' `Apa yang saya 
inginkan?','Ingin kemana saya?'Seharusnya saya jadi apa? Lalu tulis semua jawaban.Tidak perlu terlalu pilih-pilih,pokoknya tulis saja. di sini kita akan mengeksplorasi apa yang ada dalam kepala kita 

*Susun berdasarkan tujuan terpenting anda,kemudian  kompress mana yang agak mirip. setelah itu pikirkan apakah tujuan dan cita-cita anda dan sesuai dengan kemampuan Anda. 

ingatlah bahwa orang-orang yang sukses dan bahagia adalah orang-orang yang 
mengetahui tujuan hidup dan menyadari kemampuannya. 

* Lakukan perencanaan 
Luangkan waktu Anda untuk membuat perencanaan hidup Anda. Tetapkan 
rencana apa saja yang akan Anda lakukan untuk mencapai tujuan dan 
cita-cita hidup Anda. Buat rencana secara cermat. Misalnya rencana 
untuk menyusun proposal, mengadakan presentasi, menemui klien, 
memulai bisnis baru, dll. 

* Tetapkan skala prioritas
Setelah membuat perencanaan, buatlah daftar hal-hal yang harus Anda 
capai dalam waktu dekat. Misalnya, apa yang harus Anda raih dalam 
minggu depan, bulan depan, tahun depan, dan seterusnya. Contohnya 
minggu depan Anda harus sudah bisa `menggolkan' tender, bulan depan 
Anda sudah menjalankan proyek penting, tahun depan Anda sudah bisa 
menikmati hasil kerja Anda, dsb. 

* Batasi rencana Anda 
Terlalu banyak rencana juga bukanlah hal yang baik jika Anda sadar 
tidak mungkin mengerjakan semuanya. Rencana yang terlalu banyak 
hanya akan membuat Anda stres. Bahkan jika Anda gagal mencapainya 
Anda bisa frustasi. Buatlah rencana yang Anda yakin dapat 
menyelesaikannya. 

* Luangkan waktu
Walau Anda sudah memiliki sejumlah rencana yang akan segera Anda 
kerjakan, jangan lupa luangkan waktu Anda untuk melakukan hal-hal 
yang menyenangkan bagi Anda pribadi. Misalnya tidur/beristirahat, 
melakukan hobi, berkumpul dengan keluarga dan sahabat, berolahraga, 
belanja, dan bermain internet. Tetapi jangan sampai kesenangan itu 
menyita waktu Anda sehingga mengesampingkan hal-hal yang lebih 
penting. 

Dengan demikian waktu Anda yang berharga akan lebih efektif bukan? 
Jika Anda sudah mempraktekkan manajemen waktu ini dengan benar, 
semoga kesuksesan akan segera Anda raih. Selamat mencoba.!
 

Selasa, 03 Februari 2009

the wind secret in holy Alquran

Dalam sebuah ayat Al Qur’an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.

"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (Al Qur'an, 15:22)

Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran "mengawinkan" dari angin dalam pembentukan hujan.

Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:

Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. . Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.

Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.

Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.

Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam…

ilham pada lebah

ILHAM PADA LEBAH

Lebah memperlihatkan kemampuan arsitektural yang luar biasa. Ruang-ruang heksagonal pada sarang yang mereka bangun, didasarkan pada perhitungan matematis yang rumit. Mereka menggunakan suatu sistem yang memungkinkan melakukan penyimpanan secara maksimum dengan penggunaan bahan baku yang minimum. Hal menarik dari ruang-ruang heksagonal ini adalah bahwa para lebah mulai membangunnya dari sejumlah titik yang berlainan dan bertemu di tengah-tengah. Anehnya, tidak dijumpai bentuk cacat apa pun pada titik sambungnya. Hal ini menunjukkan bahwa lebah diperintah oleh suatu pusat tunggal. Allah menyatakan dalam Al qur'an bahwa lebah berperilaku berdasarkan ilham yang diberikan-Nya:
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhklan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan."
(QS. An-Nahl, 16:68-69)

fungsi gunung

Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung.

"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)

Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.

Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.

Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.

Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:

Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)


Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (Al Qur'an, 78:6-7)

Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.

Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:

Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)

Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.

"Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka..." (Al Qur'an, 21:31)

bergeraknya gunung

Dalam sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Qur'an, 27:88)

Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.

Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.

Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.

Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.

Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:

Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)

Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah "continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua" untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.

Teori 'Big Bang' Di Dalam Al-Quran

"Apakah orang-orang kafir tidak melihat bahawa sesungguhnya langit dan bumi pada asalnya bercantum sebagai satu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.." ( Al-Anbiya' : 30 )Al-Quran merupakan mukjizat yang membuktikan kebenaran Islam, maka Allah swt mengajak manusia berfikir tentang kebenaran fakta yang disampaikan melalui Rasulullah saw.
Sesiapa yang mengkaji kebenaran pernyataan Al-Quran, pasti akan menemui Islam sebagai pegangan hidupnya.
Sebagai contohnya ialah teori 'big bang'.
Syaikh Tantawi Jauhari melalui kitabnya Al-Jawahir yang ditulis sekitar tahun 1920-1930 menyebut :
"Apa yang dijelaskan oleh Al-Quran, langit yang banyak dan bumi ini termasuk matahari, bintang-bintang dan segala alam yang ada di dalamnya, semuanya bercantum padu sebelum ini, kemudian Allah swt pisahkan kesemuanya. Ayat ini adalah mukjizat yang membuktikan kebenaran Al-Quran, kerana ilmu berkenaan perkara ini hanya diketahui pada hari ini"
Menurut teori 'big bang', alam ini pada asalnya bercantum padu, kemudian berlakulah satu letupan yang kuat ( cosmix explotion ) 10 hingga 20 bilion tahun yang lampau, yang dinamakan 'big bang'.
Sejak itu berlakulah pengembangan dan penyejukan ( expending and cooling ) sehingga akhirnya lahirlah bintang-bintang, galaksi dan seumpamanya.
Teori ini pada asalnya diasaskan dari formula General Theory of Relativity yang diutarakan oleh Albert Einstein pada tahun 1915.
Kemudian, pada tahun 1922, seorang pakar fizik Rusia, Alexandar Friedmann mengembang dan mengukuhkan lagi teori ini.
Pada tahun 1929, Edwin Hubble menemui bukti-bukti kukuh yang menyokong teori 'big bang'. Dengan menggunakan alat yang canggih, beliau mendapati alam ini sedang mengembang.
Penemuan ini mengukuhkan lagi pendapat yang mengatakan alam ini bercantum padu pada asalnya diikuti satu letupan besar kerana letupan itulah yang menyebabkan pengembangan ini.
Wallahu a'lam.